Rahayu (35), manager marketing di sebuah perusahaan pengembang properti
di Jakarta, selalu menghindari makan malam. Dalihnya sedang berdiet. Ia
tak mau tubuhnya kegemukan hanya karena makan malam. Kebiasaan
menghindari makan malam juga dilakukan banyak wanita lain. Tepatkah apa
yang mereka lakukan?
“Saya tidak setuju jika dengan alasan diet
seseorang menghindari makan malam. Sebaiknya, makan dilakukan tiga kali
sehari yakni pagi, siang, dan malam,” kata Ahli Gizi yang juga Dosen
Klinis di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Alma Ata Yogyakarta,
Esti Nurwanti, S.Gz Dietisien.
Untuk penderita diabetes
sekalipun, sebaiknya tetap makan malam. Hal ini untuk menghindari
terjadinya hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).
Hanya saja
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika makan malam. “Sebaiknya
tetap makan teratur, termasuk makan malam. Hanya saja jangan makan
terlalu malam, sebaiknya sebelum pukul 19.00 WIB,” jelas Nutrisionist
dari UGM ini.
Porsinya pun perlu diperhatikan. Untuk sarapan pagi
porsinya bisa 30 persen dari kebutuhan (rata-rata kebutuhan orang 2.000
kalori), makan siang lebih banyak sedikit sekitar 40 persen, dan makan
malam hanya 30 persen. Pembagian porsi tersebut harus memperhitungkan
kalori yang masuk dari konsumsi snack pada pukul 10.00 dan 14.00 WIB.
Selain
memerhatikan porsi makan, lanjut Esti, juga perlu melihat jenis
makanannya. Sebab, bisa saja seseorang makan dengan porsi kecil tapi
kandungan kalorinya melebihi 500 kalori.
“Mengingat faktor
penyerapan, maka saat makan malam hendaknya hindari makanan tinggi
lemak. Makan malam sebaiknya lebih banyak ke serat dan antioksidan,
sehingga kalorinya tidak terlalu tinggi,” jelasnya.
Makanan
sehat itu bisa berupa nasi, sayur, dan ikan. Kenapa ikan, karena
lemaknya baik untuk kesehatan tubuh. Minum susu juga tidak masalah,
apalagi sekarang banyak susu low fat. Terlebih ada orang yang gampang
tidur setelah minum susu.
Jadi, jelas Esti, boleh-boleh saja
berdiet. Namun jangan tinggalkan makan malam, tinggal atur porsinya dan
pilih jenis makanan. “Untuk pola diet sendiri masing-masing orang
berbeda efeknya. Memang ada beberapa orang yang meninggalkan makan malam
lalu berhasil menurunkan berat badan, tapi ada juga yang nggak
berhasil,” katanya.
Hal itu harus dilihat dari metabolismenya
juga. Orang dengan riwayat gemuk sebelumnya lebih cenderung susah untuk
menurunkan berat badan selanjutnya.
“Jika memang harus diet,
sebaiknya kurangi kalori dari kebutuhan normal. Kalau kebutuhan
normalnya 2.000 kalori, kurangi saja 500 kalori. Jadi sehari cukup
konsumsi 1.500 kalori,” katanya.
Pengurangan ini membuat porsi makan pagi, siang dan malam jadi lebih kecil, atau pilih jenis makanan yang berkalori rendah.
Yang
perlu dipertimbangkan juga bahan makanan yang menyumbangkan energi.
Misalkan makanan yang digoreng, dari minyaknya saja sudah menyumbang 45
kalori.
“Oleh karena itu, bagi mereka yang berdiet bisa memilih
makanan yang cara memasaknya tidak menambah jumlah kalori lagi,”
katanya. Yakni makanan yang tidak goreng, tapi bisa dikukus atau
direbus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar