17 Mar 2010

Arwana Goreng

Masih teringat dua tahun lalu ketika tugas pertama kali sebagai dokter PTT dipedalaman Boven Digoel Papua. Distrik Bomakia, sebuah distrik yang terletak dialiran kali Mapi, dapat dijangkau dengan penerbangan perintis dengan pesawat twin otter dengan lama tempuh satu jam dari kabupaten Merauke. Untungnya waktu itu dan sampai saat ini harga tiket masih disubsidi. Sekitar 150 rb per orang, sangat murah untuk harga pedalaman.
Saat itu sekitar bulan desember tahun 2007. Cuaca cukup panas, bahkan seingat saya sebagai musim kering terlama dan surutnya air kali mapi yang terdalam yang pernah saya alami. Air kali yang surut berarti pertanda baik, karena akan mudah mendapatkan ikan dan udang sungai. Cara menangkap ikan masih sangat tradisional, meski saat ini sudah ada yang memakai jaring. Sebelumnya masyarakat lebih banyak menangkap dengan cara memanah ikan ataukah dengan molo. Saya tidak pernah melihat ikan air tawar yang begitu besar. Ada gurami dengan bibirnya yang doer yang lebarnya hampir 3 telapak tangan orang dewasa, ikan gabus seukuran paha manusia dewasa, sampai ikan arwana yang panjangnya hampir semeter. Berbeda jika ikan ini di ibukota kabupaten pastilah harganya akan melambung tinggi. Untuk ikan gurami yang paling besar di distrik bomakia paling mahal dihargai 50 ribuan. Lumayan murah untuk harga pedalaman.
Saya sangat senang melihat ikan arwana langsung dari habitat aslinya. Tak pernah terpikir sebelumnya apalagi sampai mencicipi arwana goreng. Arwana jenis silver ini sangat banyak dijumpai dikali mapi. Sebenarnya rasa arwana tidak terlalu enak, agak sedikit hambar. Tapi gpplah demi prestise dan rasa ingin tau bisa mengalahkan segalanya. Ada yang mau mencoba? Ke papua sudah....

Molo * menyelam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar